Major Dan Indie Label

Berikut ini penjabaran saya mengenai major label dan indie (independent) secara umum berdasarkan pengalaman saya di kehidupan nyata, di Indonesia. Untuk kamu yang ingin tahu lebih banyak mengenai topik ini dan bisnis musik secara umum, saya rekomendasi bukuMusic Biz RollingStone oleh Wendy Putranto.

Menjadi artis rekaman, baik major label ataupun indie itu sama saja secara “prosedural”. Yaitu melalui tahapan-tahapan dengan gambaran berikut ini:

  • Pre-production – mengumpulkan materi lagu, aransemen, dll.
  • Production – rekaman, rekaman, rekaman.
  • Post production – editing, mixing, mastering, cetak CD.
  • Promotion materials – desain cover, video, press release.
  • Distribution – outlet fisik dan digital.
  • Promotion – placement materi album/single di media, radio, TV, perform (seringkali pro bono), wawancara, dll.

Ya, lebih kurangnya seperti di atas itu. Kedua jalur sama saja. Lalu apa yang berbeda? Ada. Yaitu antara lain support system dan kultur kerjanya. Support itu dalam bentuk dana dan jaringan. Lalu ada juga perbedaan kultur di dalam keduanya, di mana yang indie lebih cenderung menargetkan pasar yangniche, atau tajam, sedangkan major label target pasarnya lebih masal.

Major label, seperti Sony Music, Musica Studios, Aquarius Musikindo, dan Universal, adalah perusahaan-perusahaan rekaman yang besar dan mapan. Saat ini, dengan perkembangan yang ada, juga maraknya download musik secara ilegal, perusahaan tidak lagi bisa mendapat keuntungan dari penjualan. Sehingga banyak label rekaman yang akhirnya merangkap jadi manajemen artis. Perusahaan besar tentu perputaran uang juga harus besar untuk bisa terus berjalan. Maka wajar saja jika pasar yang dituju lebih masal. Dengan begini, sudah menjadi resiko mereka untuk menyediakan dana produksi dan promosi yang besar pula jumlahnya. Di sisi lain, resiko bagi artisnya adalah, ia harus menjual, dan menjual secara masal, kalau tidak, tentu perusahaan jadi tidak balik modal. Tidak hanya dana, support system ini termasuk urusan distribusi, sehingga artis tidak perlu repot mengurus penyebaran karyanya baik fisik maupun digital, semua sudah diurus perusahaan. Juga, jaringan perusahaan major label juga sangat luas, sehingga lebih mudah bagi artis major label untuk mendapat spot di acara TV, wawancara, awarding, dsb.

Sementara itu, label indie, seperti Demajors, dan artis independent atau indie, dengan semangat memperjuangkan musik yang mereka mainkan tanpa ingin diintervensi kepentingan bisnis perusahaan besar, lebih memilih jalur yang fokus pada pasarnichedan komunitas. Dengan begitu, modalnya relatif lebih kecil dan mereka lebih leluasa bergerak menentukan langkah. Dengan tidak adanya support dari perusahaan besar, otomatis dana promo juga tidak besar. Tetapi saat ini untungnya sudah ada media seperti YouTube dan Twitter yang sangatpowerfuljika digunakan dengan tepat. Untuk distribusi, artis indie bisa saja melakukan sendiri, tapi terlalu repot, pilihan lain adalah bekerjasama dengan label-label yang memiliki jaringan distribusi. Kerjasama semacam ini disebut titip edar. Artis indie harus siap bekerja sendiri dalam mempromosikan musiknya. Dalam hal ini, komunitas sangatlah penting.

Jadi, yang manakah yang terbaik? Tidak ada pilihan yang terbaik, keduanya adalah jalur yang sama-sama legit dalam berkarir musik, dengan konsekuensinya sendiri-sendiri. Jadi pertanyaannya adalah, mana yang terbaik untuk musik dan kepribadian kita. Bagaimana dengan kamu?

VokalPlusTV: Perbedaan major label dengan indie label