Vokalisi Secara Umum

Setelah kita melakukan pelemasan otot dan pemanasan vokal, kita siap untuk melakukan latihan vokalisi. Latihan-latihan ini memiliki tujuannya masing-masing. Tetapi secara umum semuanya akan memperkuat instrumen vokal kita, melatih pernafasan, meningkatkan stamina, meningkatkan kesadaran kita akan kemampuan vokal kita, memperluas range vokal, meningkatkan kualitas vokal kita, dan pada akhirnya juga meningkatkan kesehatan vokal kita.

Dalam latihan vokalisi, kita menyanyikan rangkaian nada-nada yang berurutan dari wilayah nada rendah hingga ke atas. Hal ini membuat kita “menyisir” semua nada yang ada dalam range vokal kita. Berbeda dengan nyanyi lagu yang hanya menyentuh nada-nada yang ada dalam melodi lagu tersebut saja.

Latihan vokal paling baik jika dilakukan secara rutin, dan diulang-ulang. Karena pengulangan ini akan “memprogram” tubuh kita untuk menggantikan kebiasaan buruk dengan kebiasaan yang baik. Saya menyadari bahwa latihan vokal bisa membosankan, apalagi jika diulang-ulang terus hingga kita merasa bisa melakukannya sambil tidur. Tetapi ingat, kita melakukan semua ini dengan tujuan agar kita bisa melupakannya saat tampil. Dengan latihan rutin, semua aspek teknis di atas akan menjadi otomatis, tubuh kita akan mengingatnya, sehingga kita bisa menyalurkan energi dan pikiran kita untuk ekspresi artistik dan interpretasi lagu di atas panggung atau di studio rekaman.
Seperti latihan instrumen lainnya, kita melatih vokal kita dari titik rendah range kita hingga titik tinggi range kita. Hal ini ditujukan agar kita mengenal betul instrumen kita dari atas sampai bawah serta melatih kesatuan warna suara keseluruhan vokal kita. Tetapi dalam latihan vokal, kita selalu mulai dari titik rendah yang masih nyaman dan bukan titik paling rendah. Misalnya bagi seorang laki-laki baritone yang memiliki nada paling rendah di G, maka ia bisa memulai latihan dari nada A atau Bb.

Saat melakukan latihan vokal, kita harus fokus, menjaga postur kita setiap saat, mengaplikasikan teknik pernafasan dengan benar, dan betul-betul memerhatikan semua aspek teknis vokal. Ingatlah beberapa hal berikut ini selama kamu melakukan latihan vokal:

Berlatihlah sambil menghadap ke cermin
Hal ini ditujukan untuk memonitor postur kita, mengecek pernafasan, ekspresi wajah, serta meningkatkan kesadaran kita akan penampilan kita secara umum. Sebagai seorang performer, kesadaran ini penting karena saat tampil, kita tidak hanya mengkamulkan vokal saja melainkan penampilan visual. Perhatikan apakah postur kamu sudah betul, apakah leher kamu terlalu maju ke depan, miring, apakah pundak kamu sudah santai. Saat menghirup udara, perhatikan apakah bahu dan dada kamu ikut naik, apakah perut depan dan samping mengembang. Perhatikan juga ekspresi wajah kamu, hal ini berkaitan erat sekali dengan penghayatan lagu.

Gunakan iringan piano atau gitar
Hal ini akan melatih pitch kita agar sejajar dengan pitch instrumen konvensional dengan tuning stkamur. Vokal kita tidak memiliki fret seperti gitar, dan tidak memiliki pitch yang sudah diatur secara mekanis seperti piano, sehingga kita tidak bisa mengkamulkan fret dan senar-senar piano untuk mengatur pitch. Kita betul-betul harus melatih vokal kita agar bisa harmonis dan tidak fals terhadap instrumen lain yang memiliki tuning stkamur. Saya secara spesifik menganjurkan piano akustik sebagai pengiring latihan karena selain range nada piano yang luas bisa mencakup bass hingga soprano, juga karena instrumen akustik lebih terasa resonansinya sehingga tubuh kita ikut merasakan getaran dari pitch yang dibunyikan.

Produksi suara
Biarkan suara “menumpang” di atas udara yang kita hembuskan, dan jangan biarkan suara kita tenggelam di bawah laju udara mengakibatkan suara vokal kita mendesah atau istilah yang biasa saya gunakan “bocor”. Justru saat latihan vokal ini kita perhatikan betul produksi tone yang full, bulat, dan berisi. Saat latihan vokal ini, kita tidak fokus kepada efek lainnya selain produki suara yang benar. Setelah kita terbiasa memproduksi suara dengan baik dan benar, efek yang ingin kita aplikasikan saat tampil adalah sepenuhnya pilihan kita. Apakah itu efek serak, efek mendesah, itu semua adalah pilihan artistik masing-masing, dan saya tidak menganjurkan melakukan semua efek tersebut saat latihan, karena bagi saya, seorang seniman tidak boleh terjebak dalam satu teknik tertentu, misalnya efek mendesah, lalu setiap kali menyanyi ia hanya bisa menyanyi dengan suara mendesah saja. Harus punya kendali terhadap suaranya sendiri.

Tetap rileks
Teknik vokal hanya bisa dilakukan dengan baik jika kita rileks. Pernafasan diafragma hanya akan optimal jika otot perut kita rileks saat menghirup udara. Begitu juga dengan pundak dan leher kita. Jadi usahakan tubuh kita saat berlatih tidak mengeluarkan energi yang tidak perlu selain yang diperlukan untuk bernyanyi.

Gunakan pakaian yang nyaman
Saat berlatih vokal, kita sebaiknya memakai pakaian yang nyaman, dan tidak ketat maupun terlalu longgar. Pakaian yang ketat akan menghambat pernafasan kita dan membatasi gerak-gerik kita. Sedangkan pakaian yang terlalu longgar akan menyulitkan kita untuk mengobservasi bagian tubuh kita (terutama gerakan pernafasan) saat bernyanyi.

Buka mulut
Hal ini sering menjadi kendala terutama bagi penyanyi baru yang belum terbiasa membuka mulutnya cukup lebar, tetapi juga tidak berlebihan. Ada yang takut wajahnya terlihat aneh, ada juga yang memang terlalu pemalu untuk membuka mulut. Jangan lupa bahwa mulut kita juga merupakan bagian dari instrumen vokal kita, yaitu sebagai artikulator. Mulut yang membentuk tone yang diproduksi oleh pita suara hingga menjadi kata-kata. Jika kita tidak memaksimalkan penggunaannya maka hasilnya akan nyanyian suaranya tertahan dan lirik yang tidak jelas.

Menyanyi sesuai range
Tidak memaksa untuk menyanyikan nada yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dalam range vokal kita. Latihan-latihan yang akan diuraikan di bawah ini akan melatih vokal kamu dari bawah hingga atas, tetapi kita jangan memaksakan nada yang berada di luar range vokal kita, apalagi pada saat latihan pemanasan. Apapun yang dipaksakan dalam bernyanyi, itu tidak baik untuk vokal kita.

Bernyanyilah
Jangan sekedar “membunyikan” pola latihan, melainkan “nyanyikan” pola latihan tersebut, karena latihan vokal juga merupakan pembentukan jati diri vokalis. Pola latihan vokal, walau hanya berupa pola-pola sederhana, juga musik. Selain itu jika kamu terlalu terpaku pada membunyikan pola tersebut tanpa menyanyikannya, maka latihan akan terasa sangat membosankan.

Perhatian: Jika saat melakukan latihan vokalisi, kamu merasakan sakit atau tidak nyaman, hentikan dulu latihan kamu karena pasti ada yang salah. Ada baiknya kamu konsultasikan kepada dokter kamu sebelum melanjutkan.