Pernafasan Vokal

Pernafasan adalah faktor sangat penting dalam bernyanyi. Tidak ada pernafasan maka tidak ada nyanyian. Bernyanyi adalah bernafas! Pernafasan dan postur adalah lkamusan bagi vokal yang mana jika kedua hal tersebut tidak kokoh maka semua aspek menyanyi kita menjadi lemah. Bagi kamu yang pernah belajar vokal tentu sering sekali mendengar hal ini berulang-ulang. Dalam membahas pernafasan, banyak murid dan teman saya yang masih bingung tentang berbagai istilah pernafasan seperti diafragma, pernafasan perut, pernafasan rendah, dan lain sebagainya.

Sebetulnya prosesnya cukup mudah untuk dimengerti, tetapi pelaksanaan pernafasan yang baik memang perlu latihan yang cukup lama untuk dikuasai sepenuhnya hingga menjadi kebiasaan.
Begitu pentingnya pernafasan bagi vokalis, pembahasan mengenai pernafasan ini selalu muncul pertama atau kedua dalam setiap pelajaran vokal. Namun seringkali vokalis menganggap remeh masalah pernafasan ini.

Perbedaan Bernafas Biasa Dengan Untuk Bernyanyi

Saat bernafas secara normal, kita menarik dan menghembuskan nafas secara otomatis yang diatur oleh otak kita. Seberapa banyak kita menarik udara untuk menyerap oksigen dan seberapa banyak kita menghembuskannya dan membuang karbondioksida. Saat bernafas biasa udara juga tidak menghasilkan suara seperti saat berbicara dan bernyanyi, karena udara yang kita hembuskan tidak bergesekan dengan pita suara karena pita suara dalam posisi yang terbuka.

Saat bernyanyi, kita mengatur seberapa banyak kita menghirup udara masuk ke paru-paru kita, lalu mengatur seberapa cepat dan seberapa banyak udara yang melaju keluar dan menyesuaikan bentuk pita suara agar udara yang bergesekan akan menggetarkan pita suara dan menghasilkan suara. Prinsip dasarnya, semakin cepat laju udara semakin cepat getaran pita suara menghasilkan nada yang lebih tinggi, begitu pula sebaliknya semakin lambat laju udara semakin rendah nada yang dihasilkan. Sementara itu intensitas bunyi ditentukan dari seberapa keras tenaga yang dilepaskan oleh pita suara kita.

Otot diafragma

Diafragma adalah otot besar berbentuk kubah yang terletak tepat di bawah tulang rusuk terakhir, yang menempel di tulang belakang, tulang rusuk dan tulang dada. Otot diafragma adalah otot utama yang digunakan saat menghirup nafas, ketika otot diafragma berkontraksi, ia bergerak ke bawah, yang menyebabkan tekanan udara di dalam paru-paru menurun dan menyebabkan masuknya udara. Pergerakan otot diafragma menyebabkan pergeseran pada organ-organ tubuh yang berada di area perut menyebabkan perut mengembang. maka sebaiknya kita tidak menahan perut kita saat bernafas dan sebaliknya, melemaskan otot perut kita untuk memaksimalkan pernafasan kita saat bernyanyi.

Untuk menghembuskan udara, hanya dengan melemaskan otot diafragma pada saat paru-paru sudah terisi penuh sudah cukup untuk mendorong udara keluar, namun untuk dapat menyanyi dengan baik, hal ini saja tidaklah cukup. Seorang vokalis harus mampu mengontrol tekanan udara di paru-paru, seberapa banyak dan seberapa cepat udara keluar masuk, dan bisa mempertahankan konsistensinya dengan menggunakan otot diafragma, kontrol penuh atas pernafasan. Bagian paling sulit dari kontrol ini sebetulnya adalah kemampuan untuk menahan nafas kita, karena secara alami udara yang kita hirup akan mendesak untuk keluar.

Pernafasan dada

Banyak penyanyi yang mengeluhkan diri mereka memiliki pernafasan yang dangkal. Hal ini disebabkan karena pada saat menghirup nafas, mereka tidak mengisi paru-paru mereka dari bagian dasar ke atas, melainkan langsung mengisinya di bagian atas saja, sehingga udara yang dihirup jumlahnya sedikit. Pernafasan inilah yang disebut dengan pernafasan yang dangkal. Hal ini dapat terlihat ketika dada dan bahu kita naik pada saat menghirup nafas. Pernafasan semacam ini juga dikenal dengan pernafasan dada. Coba kamu menghirup nafas seperti saat kamu mengeluh, dada dan bahu naik ke atas, terasa udara mengisi bagian dada kita sehingga dada kita mengembang.

Vokalis yang bernafas dengan pernafasan dada saja dalam bernyanyi, akan cepat lelah, memiliki nafas yang pendek, dan tidak dapat menyuarakan vokalnya dengan baik.

Pernafasan Perut

Ketika kamu menghirup nafas, kamu bayangkan mengisi paru-paru kamu dengan udara dengan mengisi bagian dasar terlebih dulu lalu terus ke atas seperti kamu mengisi botol minuman kamu dengan air.

Pernafasan perut (tepatnya perut bagian bawah) adalah pernafasan yang baik digunakan oleh vokalis, khususnya untuk membiasakan mengisi paru-paru dari bagian dasar dulu. Walaupun paru-paru tidak berada di area perut, tetapi memusatkan fokus pernafasan ke perut bagian bawah akan membuat kita mengisi paru-paru dengan optimal. Saat menghirup nafas bayangkan udara yang kita hirup mengisi bagian perut bagian bawah kita, letaknya sedikit di bawah pusar kita, kira-kira sejarak diameter bola pingpong dari pusar. Lemaskan otot perut kamu saat menarik nafas, biarkan perut kamu mengembang secara alami.

Hiruplah nafas seperti saat kamu akan mencium aroma makanan atau aroma minyak wangi, hal ini membantu kita bernafas rendah ke perut bagian bawah. Saat menghirup udara, buka jalur pernafasan kamu dan biarkan udara “jatuh” ke bawah. Kesalahan yang umum dalam pola pikir vokalis dalam menghirup nafas adalah, menghirup nafas adalah untuk “menarik” udara untuk masuk ke paru-paru. Pola pikir yang benar dalam menghirup nafas adalah untuk membuka jalan agar udara masuk ke paru-paru. Tekanan udara di sekitar kita sebetulnya cukup berat, dan jika dibukakan jalan, maka udara akan meringsek masuk, tetapi karena kita sudah terbiasa maka kita tidak merasakan tekanan udara ini.

Untuk mengecek hal ini, posisikan pegangan kamu di perut bagian samping tepat di area pinggul dengan keempat jari-jari di depan dan ibu jari di belakang. Hirup nafas, lalu usahakan agar bukan hanya perut bagian depan saja yang mengembang tetapi bagian samping dan belakang juga ikut mengembang, gunakan imajinasi kamu seperti telah dijelaskan di atas, dan rasakan perbedaannya.

Pernafasan diafragma

Pernafasan diafragma adalah teknik pernafasan yang paling sering dianjurkan oleh guru vokal. Tidak hanya vokalis, pemain alat musik tiup seperti saxophone dan trumpet juga melatihnya. Setelah melihat pernafasan dada dan perut di atas, kita bisa membayangkan bahwa pernafasan diafragma berada di tengah, sehingga terasa lebih kokoh.

Saat menghirup nafas dengan pernafasan diafragma, selain perut depan, samping, dan belakang juga terasa mengembang. kamu akan merasakan dada kamu sedikit terangkat. Hal ini tidak menjadi masalah selama bukan hanya dada saja yang terangkat, melainkan dada terangkat karena efek paru-paru yang berkembang secara optimal.

Biasanya dalam melatih penyanyi, saya biasakan dulu mereka memulai dengan pernafasan perut yang berlanjut ke dada. Ketika sudah fasih melakukannya, maka pernafasan diafragma akan lebih mudah dilakukan.

Ketika pernafasan ini kamu lakukan dengan benar, maka kamu akan merasakan pengembangan di perut bagian depan, samping, bahkan belakang, maka pernafasan ini dikenal juga sebagai pernafasan 360 derajat.

Menjaga dan mengelola nafas

Menahan nafas di sini dimaksudkan kepada bagaimana seorang vokalis mampu menghirup nafas dan mengisi paru-parunya, lalu menyimpan dan mengelola udara yang ada di dalam tubuhnya untuk keperluan menyanyi. Untuk vokalis agar dapat menyanyi dengan baik, bukan bergantung kepada seberapa cepat ia bisa menghirup dan menghembuskan nafasnya, melainkan seberapa kuat ia bisa menahan dan seberapa baik ia bisa mengelola udara yang ia simpan. Jangan lupa, semua yang kita lakukan sebagai vokalis haruslah tanpa tekanan, perhatikan contoh berikut ini.
Coba kamu menghirup nafas ke perut bagian bawah hingga cukup penuh, lalu tahan nafas agar tidak sedikitpun udara keluar. Secara alami, kamu akan merasakan tenggorokan kamu yang menahan keluarnya udara, seperti saat kita meniup balon hingga penuh, kita menutup ujung balon tersebut untuk mencegah keluarnya udara. Yang kamu rasakan menahan keluarnya udara di tenggorokan kamu adalah epiglotis, otot yang kita gunakan untuk menelan dan mencegah udara masuk. Hal ini harus dihindari, karena menahan nafas dengan metode ini akan memberi tekanan pada tenggorokan kita, apalagi bagi vokalis.

Yang seharusnya dilakukan saat kita menahan dan mengelola nafas kita adalah, setelah paru-paru kita terisi penuh, dengan postur yang baik, kita tetap membiarkan tenggorokan kita rileks dan terbuka, lalu kencangkan sedikit perut kita ke atas, menjaga agar dada kita dan perut kita tetap dalam keadaan terbuka dan tidak kolaps. Dengan kata lain, yang seharusnya bertugas menahan dan mengelola nafas agar tidak menghembus keluar bukanlah tenggorokan yang mencekik, melainkan diafragma yang tetap dalam posisi di bawah dan paru-paru yang tetap dalam posisi terbuka.

Sekali lagi, saat menghirup nafas, lemaskan otot perut kamu, biarkan perut kamu mengembang, jangan ditahan ke dalam seperti penari atau peragawan. Lalu saat sudah terisi, kencangkan sedikit ke atas perut kamu, menjaga agar perut dan dada tidak kolaps, buka tenggorokan kamu. Dengan begitu lebih mudah kita mengendalikan dan mengelola nafas kita untuk bernyanyi. Serta menghilangkan tekanan pada tenggorokan.

Teknik pernafasan perut yang telah dibahas di atas seharusnya tidak kamu perlakukan sebagai pernafasan pada saat bernyanyi saja. Melainkan dapat kamu aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Latihlah diri kita untuk menggunakan pernafasan perut kapanpun kita bisa. Selain agar menjadi terbiasa, pernafasan perut ini lebih sehat dari pernafasan yang dangkal.

Perbedaan menghirup nafas dari hidung dengan dari mulut

Kita dapat menghirup udara lewat hidung maupun lewat mulut. Sebetulnya, hidung kita sudah disiapkan untuk menghirup udara untuk bernafas, memang hidung adalah organ untuk menghirup nafas, dengan adanya bulu halus yang berfungsi sebagai saringan dan membran lendir yang melembabkan udara yang kita hirup. Tetapi bagi vokalis khususnya, kita butuh menghirup udara lebih cepat dan lebih banyak dari biasanya. Di sinilah menghirup udara dari mulut digunakan.

Masing-masing metode memiliki keuntungan dan kekurangannya. Dengan menarik nafas dari hidung, kita membantu melembabkan tenggorokan kita, namun kekurangannya adalah pada saat hidung kamu sedang mampet kamu yang sudah terbiasa menarik nafas dari hidung harus merubah kebiasaan kamu tersebut. Menarik nafas dari mulut akan membuat tenggorokan kamu kering, namun keunggulannya kamu dapat menarik udara lebih cepat dan lebih banyak. Selain itu, aplikasi menarik nafas dari hidung baik jika akan menyanyikan lirik dengan permulaan mulut tertutup seperti misalnya lirik dengan kata “Memory…” di depannya. Sedangkan menarik nafas dari mulut mempermudah kita saat menyanyikan lirik dengan mulut terbuka seperti “Aku…” karena saat menarik nafas mulut kita sudah siap dalam posisi terbuka.

Banyak pelatih vokal setuju, bahwa menggunakan hidung dan mulut secara bersamaan saat menghirup udara adalah yang terbaik. Namun mulut dibuka sedikit saja, kira-kira selebar buku jari kelingking. Dengan metode ini udara yang dihirup lebih banyak dan lebih cepat.

Nafas yang berisik
Pernafasan yang berisik atau berbunyi terutama saat menghirup nafas menandakan kesalahan dalam teknik pernafasan kita. Bunyi disebabkan oleh tenggorokan yang kaku dan saluran nafas yang menyempit. Pernafasan vokalis haruslah tidak terlihat dan terdengar seperti susah dilakukan. Pernafasan yang baik itu plong, rileks, tidak berbunyi dan terlihat tenang. Kecuali misalnya kita menggunakan efek suara nafas untuk kepentingan ekspresi, hal ini sah-sah saja dilakukan dalam batas sewajarnya.

YouTube VokalPlus: Teknik vokal: Pernafasan dada dan perut