Nada Dasar Dan Transposisi

Dari pengalaman saya mengarahkan penyanyi profesional dan juga mengarahkan finalis Indonesian Idol dan X-Factor, penentuan nada dasar adalah mungkin satu hal terpenting yang bisa menentukan bagus atau tidaknya performa seorang penyanyi. Ya, begitu pentingnya mengetahui nada dasar bagi kita penyanyi!

Penjelasan sederhana dari nada dasar adalah, ketika kita sedang karaoke lalu kita bisa merubah tinggi atau rendahnya lagu dengan menekan tombol + atau -, itu kita merubah nada dasar dari lagu. Seperti sudah dijelaskan dalam bagian sebelumnya, suara wanita lebih tinggi dari suara pria, maka biasanya lagu yang dinyanyikan penyanyi wanita, ketika dinyanyikan oleh penyanyi pria, nada dasar harus diubah disesuaikan dengan suara si pria, biasanya setengah oktaf. Kecuali jika suara penyanyi pria tersebut ternyata cocok dengan si wanita satu oktaf ke bawah, misalnya wanita soprano dengan pria tenor.

Hal ini yang menyebabkan tidak semua lagu cocok dinyanyikan secara duet pria dan wanita. Coba perhatikan beberapa lagu duet, lalu kamu tukar bagian nyanyinya, misalnya kamu pria, coba nyanyikan bagian wanitanya. Biasanya kurang nyaman atau harus menyanyi dengan falsetto.
Rata-rata lagu pop memiliki range nada melodi 1,5 oktaf. Untuk lagu yang terbilang range-nya lebar seperti lagu “Love On Top” dari Beyonce, atau “Burung Camar” dari Vina Panduwinata, range-nya 2 oktaf, lebih sedikit.

Cari nada dasar yang paling serasi dengan oktaf nyaman kita. Lalu dengan teknik yang baik kita bisa melewati semua bagian yang sulit dari lagu tersebut dengan lebih baik, dibandingkan jika kita salah memilih nada dasar.

Setiap minggu di dalam rangkaian kompetisi bakat di televisi, ada tahap key selection. Ini adalah tahap di mana penyanyi duduk bersama vocal coach dan music director untuk memastikan nada dasar yang nyaman untuk lagu yang akan dia bawakan saat live nanti. Cara menentukan nada dasar adalah mengecek nada terendah dan tertinggi lagu ketika dinyanyikan, masih enak atau tidak, lalu kalau bisa berikan ruang di nada tinggi untuk penyanyi bisa melakukan improvisasi dengan nada yang lebih tinggi dari melodi lagu yang ada.

Kesalahan umum

Kesalahan paling umum ketika menentukan nada dasar adalah, ketika menentukan nada dasar di ruangan kecil yang sepi, kita bernyanyi tanpa dorongan adrenalin, sehingga nada yang relatif rendah bisa kita nyanyikan dengan nyaman. Tetapi dengan nada dasar yang sama, kita bernyanyi di atas panggung, ditonton, disorot lampu, adrenalin memberikan dorongan sehingga nada rendah tersebut jadi terasa semakin rendah malah sulit dinyanyikan, karena dorongan adrenalin menjadikan suara kita sedikit lebih tinggi.

Kesalahan yang kedua, biasanya di setiap lagu itu ada money note atau nada yang menjadi klimaks lagu yang biasanya menjadi faktor wow dalam performance. Nada ini biasanya relatif tinggi dan panjang. Nah, ketika menentukan nada dasar, penyanyi seringkali ingin bermain aman dengan menurunkan nada dasar supaya money note-nya lebih terjangkau. Konsekuensinya, bagian lagu yang nadanya lebih rendah malah jadi kerendahan dan tidak enak dinyanyikan, sementara sebagian besar lagu itu ada di nada yang lebih rendah misalnya di bagian bait. Akhirnya karena membela satu nada, kita jadi mengorbankan bagian-bagian lain dari lagu tersebut.

Informasi tambahan

Sudah disebutkan di atas, bahwa setiap penyanyi memiliki range-nya masing-masing, secara umum ada soprano, alto, tenor dan bass. Bahkan di antara range tersebut masih ada lagi mezzo-soprano dan baritone, plus range soprano professional dan bass profesional yang berbeda sedikit. Untuk meminta seorang bass menyanyikan lagu untuk tenor tidak akan menghasilkan performa yang baik, melainkan akan terdengar memaksa. Begitu juga meminta seorang soprano menyanyikan part alto. Selain itu salah satu kesalahfahaman yang banyak terjadi adalah jika sebuah kunci lagu terlalu tinggi jauh, maka artinya dia belum cukup berlatih, padahal belum tentu ada hubungannya antara berlatih dan berubah range-nya, seorang bass akan tetap menjadi seorang bass. Namun tentu saja ada beberapa orang yang memiliki bakat lebih dengan range vokal yang luar biasa, namun tidak semua orang seperti demikian.

Dalam dunia musik profesional musisi akan selalu bertemu dengan transposisi (merubah kunci dasar lagu) misalnya memainkan lagu “Cinta” Vina Panduwinata tetapi untuk dinyanyikan seorang laki-laki baritone, mau tidak mau kunci dasarnya harus dirubah karena jelas-jelas range vokal pria dan wanita berbeda, biasanya mulai coba kunci dasar lain berjarak empat langkah, misalnya dari C Major diubah nada dasarnya menjadi F Major. Atau misalnya seorang pianist mengiringi penyanyi wanita, memainkan lagu stkamurd jazz dari sebuah realbook terkadang yang tertulis di realbook nada dasarnya di E tetapi ia harus bisa merubah seketika bermain di A misalnya. Ada beberapa nada dasar yang dianggap tabu khususnya bagi pianis dan alat tiup karena tidak enak misalnya F#, C#, atau B, jika key yang nyaman bagi penyanyinya di situ, bolehlah nego sedikit untuk pindah ke F, C, atau Bb. Selalu ada solusi untuk kenyamanan penyanyi dengan musisi.

Salah satu cara melatih musisi untuk bisa melakukan transposisi secara spontan adalah melatih cara berpikir melihat kord lagu secara keseluruhan sebagai progresi kord dengan fungsi harmonisnya. Misalnya, susunan kord CMaj7, D-7, dan G7, dilihat sebagai Imaj7, II-7, dan V7. Sehingga bermain di key apapun tetap saja mudah. Misal berubah ke key G, jadinya GMaj7, A-7, dan D7 berdasarkan progresi fungsi harmonis I-II-V.

Kesimpulannya, untuk menghasilkan performa musik yang maksimal dibutuhkan kerja sama yang baik antara setiap anggota grup. Lakukanlah apa yang masuk akal, jika lagunya ketinggian, turunkan, jika terlalu cepat, pelankan temponya, dsb. Jangan biarkan ego satu orang merusak penampilan satu grup.

YouTube VokalPlus: Penting untuk nyanyi, nada dasar